Total Tayangan Halaman

Minggu, 08 Januari 2012

Kau Matahari dan Aku Bumi

"Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata" (WS Rendra)

Kau adalah matahari.
Pembongkar kesadaranku akan hidup.
Sinarmu, terik memercik, menyilaukan, mampu membuatku buta pada banyak hal.
Sekaligus, cahaya itu yang menjadi terang dalam gelapku.
Solarmu adalah tenaga kehidupanku, pemberi energi abadi.


Duhai, bintang pusat galaksi bima sakti, kau adalah pusat mikrokosmosku.

Aku adalah bumi.
Belajar bersabar menunggumu di tiap-tiap fajar.
Dan ketika malam tiba, aku termangu pada bulan, menantikan pantul sinarmu di permukaan bulan.
Ketika senja datang membawa resahku, aku percaya, kau tak pernah hilang ditelan ufuk.
Kau hanya berkitar pada realitas dan sejatimu yang lain.
Dan aku rela menanti pada sejati yang aku percayai.
Rotasiku mungkin tak sesempurna lingkaran.

Ia adalah elips, mengambil jarak terdekat dan terjauhnya, bergantian, untuk memberimu ruang, untuk memberiku jarak. Tapi percayalah, aku adalah bumi, berotasi padamu untuk keabadian.

Lalu cakrawala.
Di zona itu keberanian diuji.
Berani melepasmu untuk menjumpaimu lagi.
Akankah kau terlambat datang? Akankah ujian itu menghilangkan keberanianmu untuk datang lagi esok?

Matahari, tempuhlah ujianmu, bumimu memiliki ujian kesabaran untuk menunggu.
Di sanalah letak arti penantian.

Kau matahari dan aku bumi. Kita berjarak 148 juta kilometer. Berapa jarak hati kita?
Kau matahari dan aku bumi. Membutuhkan waktu 8 menit sinarmu mencapaiku, tapi prominensa mu menjulur tak berkesudahan.

Kau matahari dan aku bumi. Perjuangan kehidupan yang lebih dari kata-kata. Semoga.

Tidak ada komentar: